Drama Rapansel (Ratu Pantai Selatan)
Alkisah, di Kerajaan
Panjer hiduplah seorang raja bernama Prabu Bacin (baik dan cinta rakyatnya) dan
Permaisuri Yamah (penyayang dan ramah) dengan anak perempuannya yang sangat
cantik yang diberi nama Putri Amalia (anak malang berujung bahagia). Sang Prabu
juga mempunyai Selir yang bernama Candis (cantik tapi sadis) dengan anak
perempuannya Putri Hatijah (hati yang jahat) serta dayang sejati Amalia yaitu Dayang
Aira (Anak baik dan ramah).
Suatu hari Amalia
beserta teman-temannya sedang bermain-main di halaman depan kerajaan. Ketika
kecil mereka selalu hidup tentram dan rukun dengan teman-temannya.
BABAK
1
Putri Amalia : “Ayo teman-teman kita bermain.”
(Menari
lagu cublak-cublak suweng)
Putri Hatijah : “Coba tebak batunya sama siapa?”
Dayang Aira : “Sama.... (berfikir) Amalia.
Putri Amalia : “Salah,,salah,,coba tebak lagi.”
Dayang Aira : “Berarti sama kamu.Hahaha” (tertawa bersama).
Permaisuri :
“BahagiasekalimelihatmerekahiduprukunyaRomo.”
13 tahun kemudian
kehidupan di istana mulai ricuh dengan kesirikan Selir Candis dan Putri Hatijah
pada kecantikan Putri Amalia.
Suatu saat Putri
Hatijah sedang bersolek dengan bantuan Dayang Aira, tetapi masalahpun terjadi.
BABAK
2
Putri Hatijah : “Ihhhhh kok kaya gini sih? Jelek banget,
bisa ga sih sebenarnya?”
Dayang Aira : “Iya Putri, ini juga bagus kok.”
Putri Hatijah : “Haaaah.. kaya gini bagus? Kampungan tau.
Dasar salah terus.”
Dayang Aira :
“Maaf Putri” (“Andai saja dia bukan putri
di Kerajaan ini pasti udah q acak-acak mukanya, biar ga usah cantik sekalian”katanya
sambil menggerutu)
Putri Hatijah :
“Kenapa? Mau nglawan? Inget kamu tuh cuma dayang di sini.”
Datanglah Putri Amalia
yang sedari tadi memperhatikan Putri Hatijah dan Dayang Aira.
Putri Amalia :
“Hatijah jangan kasar begitu, kasihan kan Dayang Aira, dari tadi dimarahin
terus.”
Putri Hatijah :
“Heh apa sih kamu ikut campur aja, crewet. Kamu itu tiap hari kerjaannya
ceramah terus, aku udah pinter kali.”
Prabu Bacin dan permaisuri datang dan mencoba
meluruskan permasalahan tersebut.
Prabu Bacin :
“Kenapa ini, ramai sekali?”
Putri Hatijah :
“Ini nih Dayang ga becus, gitu aja ga bisa.”
Putri Amalia :
“Begini Romo, sebenarnya Dayang Aira hanya membantu Putri Hatijah untuk merias
wajahnya. Tetapi selalu saja salah dimata Putri Hatijah.”
Putri Hatijah :
“Eh bohong tuh Romo, emang dia yang salah.”
Dayang Aira :
“Maafkan saya Prabu, memang saya yang salah.”
Prabu Bacin :
“Sudah, kamu tidak usah merasa bersalah seperti itu, maafkanlah Putri Hatijah,
dia memang terlalu kasar padamu.”
Putri Hatijah :
“Lah kok gitu sih? Apa-apaan sih Romo?
Permaisuri :
“Sudah Hatijah, minta maaflah pada Dayang Aira dan jangan terlalu kasar
padanya.”
Selir Candis tiba-tiba datang.
Selir Candis :
“Lah ada apa ini ribut-ribut?” (tanya
dengan terkejut)
Putri Hatijah :
“Itu tuh Biyung, Dayang yang salah masa aku yang disalahin, Iuuuuuhhhh.”
Selir Candis :
“Apaaaaah? Tidak mungkin anak saya melakukan kesalahan. Itu pasti gara-gara
Amalia.”
Putri Amalia : “Tetapi memang kenyataannya seperti itu,
memang Hatijah yang terlalu kasar.”
Permaisuri :
“Sudah sudah. Hatijah memang terlalu kasar pada Dayang. Dia sebaiknya minta
maaf pada Dayang Aira.”
Selir Candis :
“Minta maaf, Halllooooww ga lefel.”
Prabu Bacin :
“Sudah sudah jangan ribut, kamu ini memang kerjaannya berbuat ulah terus di
kerajaan. Kamu itu seharusnya mendidik anak kamu agar sopan. Ini seperti
Amalia, penurut dan tidak membantah seperti kalian.”
Selir Candis :
“Aduh aduh panas nih.. kita pergi saja sayang.”
Prabu Bacin hanya
menggeleng-gelengkan kepala karena sikap Selir Candis dan Putrinya.
BABAK
3
Di dalam kamar, Putri Amalia curhat dengan Dayang
Aira.(Backsound lagu sedih)
Putri Amalia :
“Aira, kenapa yah Biyung Candis dan Putri Hatijah selalu marah dengan aku? Aku
selalu salah dimata mereka.”
Dayang Aira :
“Sudahlah Putri, tidak usah memikirkan mereka, mereka memang sifatnya seperti
itu. Tahu sendiri kan setiap hari selalu membuat masalah di Kerajaan.
Putri Amalia :
“Iyah dan selalu aku yang disangkutpautkan serta disalahkan.”
Dayang Aira :
“Emang jahat banget tuh, gimana kalau kita bales mereka, kita kerjain mereka
aja, kita buat mereka malu, terus kita buat mereka ga betah tinggal di sini,
terus mereka bakal pergi dari sini, terus kita ga dijahatin lagi sama mereka,
gimana Putri? Loh kok malah nangis sih Putri?”
Putri Amalia :
“Aira jangan seperti itu, mereka juga tetap Biyung dan adiku. Jangan balas
mereka dengan kejahatan!”
Dayang Aira :
“Tapi Putri.”
Putri Amalia :
“Sudahlah Aira.”
Permaisuri :
“Sudah Amalia, bener apa yang dikatakan Aira, jangan bersedih terus, Biyung
akan selalu ada untuk kamu. Tetaplah tersenyum.”(lagu Viera, Cantik)
Putri Amalia :
“Terima kasih Aira, Biyung. Aku sanyang kalian.” (tersenyum)
Putri Hatijah mengintip
dari belakang, kemudian dia melaporkan pada Biyungnya. Mereka berdua
merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Putri Amalia dan Permaisuri.
Putri Hatijah :
“Biyung, sebel banget ga sih tadi Romo belain Amalia. Apa-apa Amalia, apa-apa
Amalia. Iuuuhhh.”
Selir Candis :
“Iya bener banget sayang. Gawat ini. Bisa-bisa dia yang akan jadi pewaris Kerajaan
ini.”
Putri
Hatijah : “Ya ampun ya ampun ya ampun,
gimana ni biyung?”
Selir
Candis : “Ya biyung punya rencana.” (berbisik-bisik kepada Putri Hatijah)
Putri Hatijah :
“Ya ya ya. Bisa jadi, bisa jadi.”
BABAK
4
Malam harinya Selir Candis
dan Putrinya segera menjalankan rencananya dan pergi menemui mbah Dukun.
Putri Hatijah
dan Selir Candis :”Permisi mbah.”
Mbah Dukun :
“Silahkan masuk.”
Selir Candis :
“Begini mbah, kami bermaksud...”
Mbah Dukun :
“Hahaha saya sudah tahu maksud kedatangan kalian kemari.”
Putri Hatijah :
“Wah kok
pinter banget
mbah?”
Mbah Dukun :
“Jelass,,,sudahdaridulu.Hahaha.”
Putri Hatijah :
“Kok bisa ya biyung?”
Mbah Dukun :
“Kan sudah baca status kamu di facebook.. Hahaha.”
Selir Candis :
“Ya ampun ya ampun ya ampun.”
Mbah Dukun :“Saya
akan membantu kalian untuk menyingkirkan putri Amalia dan Permaisuri Yamah,
tapi dengan satu syarat, kalian harus membawakan saya emas batangan seberat 1
kg.
Selir Candis :
“Kalau masalah itu gampang, orang kaya, yang penting rencana kita berjalan
mulus.” (sambil memberikan emasnya)
Putri Hatijah :“Betull,,betull,,,betull.”(mbah dukun beraksi)
(Lagu
Mbah Dukun)
BABAK
5
Keesokan harinya saat Putri
Amalia terbangun, dia menyadari tubuhnya penuh dengan borok dan aromanya tidak
sedap. Begitu pula dengan Biyungnya.
Putri Amalia :
“Biyung...... apa yang terjadi denganku? Kenapa tubuhku seperti ini?”(sambil menangis)
Permaisuri :
“Biyung juga tidak tahu sayang. Biyung sendiri juga bingung kenapa tiba-tiba
setelah bangun tidur badan biyung seperti ini.”
Dayang Aira :
“Ya ampun. Putri danPermaisuri kenapa? Kenapa badan putri jadi bau seperti itu?”
Permaisuri : “Aku juga tidak tahu Aira.”
Dayang
Aira : ”Aku akanmemberitahu Prabu.” (panik)
Prabu Bacin :
“Ada apa ini? Kenapa semua jadi sakit seperti ini?”(tanya Prabu dengan cemas)
Dayang Aira :
“Saya tidak tahu Prabu, tiba-tiba mereka sudah sakit seperti ini. Jangan-jangan
ini ulah Selir Candis dan Putri Hatijah, mereka kan sirik sama kecantikan Putri
Amalia. Huuuuh.
Permaisuri :
“Aira jangan seperti itu, mereka tidak mungkin melakukan hal seperti ini. Lebih
baik kamu segera mencari tabib.”
Dayang
Aira : “Baik.”
Datanglah tabib terbaik
di Kerajaan Panjer, tetapi tidak ada seorangpun yang dapat menyembuhkan
Permaisuri dan Putri Amalia. Hingga Permaisuri akhirnya meninggal dunia.
Tabib :
(Tabib mengobati). “Maafkan hamba
Prabu Bacin, hamba telah berusaha sebaik mungkin tetapi hamba tidak bisa
menyembuhkan putri dan permaisuri. Sakit Permaisuri sudah terlalu parah.”
Prabu
Bacin : “Tidak.. kenapa kamu pergi
secepat ini? (bersedih)
(lagu ST 12, Saat Terakhir)
Putri
Amalia : “Biyung..”. (menangis)
Selir
dan Putrinya sangat bahagia dengan kejadian ini.
Putri Hatijah :
“Romo, sudahlah jangan bersedih terus, kita harus semangat, tetap tersenyum
demi rakyat kita.”
Selir
Candis : “Benar Romo, kan masih ada
aku di sini. (lagu Triad, Selir Hati)
Putri Hatijah :
“Romo, ini sudah menjadi masalah gawat, aku takut penyakit itu akan membunuh rakyat-rakyat
kita jika kita tidak segera mengatasinya.”
Prabu
Bacin : “Lalu apa yang harus kita
lakukan?”
Putri Hatijah :
“Bagaimana kalau kita usir Amalia. Memang ini berat untuk kita, tapi demi
rakyat kita Romo, aku khawatir rakyat akan takut tertular penyakit itu. Mereka
tidak akan hidup tentram di Kerajaan kita.”
Selir Candis :
(Backsound sedih) “Demi rakyat kita
Romo. Aku yakin Amalia akan ikhlas menerima ini semua.”
PrabuBacin : “Baiklah,, demi kebaikanrakyatku. Denganberathatiakuakanmengusirmu,Putriku.”
PutriAmalia : “BaiklahRomo, demi kebaikansemua, akuakanpergidariKerajaanini. (PutriAmaliapergi)
(Lagu
Boneka India)
BABAK
6
KarenadiusirkemudianputriAmaliamengembara di hutan.
TanpasepengetahuanPutriAmalia, ternyataDayangAiramengikutiPutri.
( MusikKiniAkuSendiri )
PutriAmalia :
“Airakenapakamuada di sini ?”(Terkejut)
DayangAira : “AkusengajainginmenemaniPutri.”
(sambil tersenyum)
PutriAmalia : “TerimakasihAira, kamubaiksekali.
(akhirnyamerekaberjalanbersamamenyusurihutan).
PutriAmalia :
“Aduh..Panassekali, kakikupegalsekali.”
DayangAira : “Iyanih cape sekali. Andaikanadabecak.”(MenariLaguBecak)
PutriAmalia :
“Siapakamu?”
Peri : “Akuadalahperidarikayangan yang diutusolehbiyungmuuntukmenemuimu.
JikakamuinginsembuhdaripenyakitmukamuharusmenyeburkandirikeLautPansel”
PutriAmalia :
“BaiklahbesokmalamakuakankelautPansel.” (Perimenghilang)
Keesokanharinya,
PutriAmaliamenceritakankejadiansemalampadaDayangAira.
PutriAmalia : “Airatadimalamakumelihatsesosokperi yang
mengatakanbahwajikaakuinginsembuhakuharuspergisendirikelautPanseldanmenyeburkandiriku di sana. Aku harus pergi
sendiri.”
DayangAira : “Tapiakuinginmenemanimu?”
PutriAmalia :“Percayalah, akuberani. PulanglahkeKerajaan demi kesembuhanu.”
DayangAira : “BaiklahPutri, akuakanpulangkeKerajaan.Hati-hatiPutri. Tetap semangat.”( Lagu Kapan-Kapan)
Beberapasaatkemudian, PutriAmaliasampai di
LautPansel.Iakemudianmenceburkandirikelaut.
Putri Amalia : “Baiklah aku akan menceburkan diri ke laut ini.” (beberapa saat kemudian) wah
penyakitku... hilang... aku telah sembuh... terima kasih ya Alloh Engkau telah
menyembuhkan aku. Kini aku cantik kembali. Aku akan mengubah namaku menjadi
Rapansel dan akan akan aku dirikan kerajaan di sini. Yaaah.”
BABAK 7
Karena
kecantikan Putri Amalia banyak Pangeran yang ingin menikahi Putri.
Pangeran 1 :
“Wah,, aku dengar Ratu di kerajaan ini sangat cantik, tidak ada salahnya jika
aku ingin menikahinya.”
Pangeran
2 : “Hey siapa kamu? Kenapa kamu ada
di sini?”
Pangeran
1 : “Aku Pangeran Gansa (Ganteng dan
Perkasa). Lalu siapa kau?”
Pangeran
2 : “Aku Pangeran Bagas (Baik dan
Ganteng).”
Pangeran
1 : “Bagas? Baik dan ganteng? S nya
apa?”
Pangeran
2 : “Oh iya lupa. Bagas (Baik dan
Ganteng Sekali).”
Pangeran
1 : “Halah Cuma sekali saja bangga,
aku berkali-kali. Hahaha”
Pangeran 2 :
“Haaah sudah tidak usah banyak bicara, aku datang ke sini untuk menikahi
Rapansel. Dan kamu jangan coba-coba menghalangiku!!!”
Pangeran 1 :
“Oh tidak bisa. Aku juga ingin menikahi Rapansel. Baiklah begini saja, kita kan
tahu bahwa Rapansel itu sakti mandraguna, jika salah satu diantara kita ada
yang mampu mengalahkannya, maka dialah yang berhak menikahi Rapansel.”
Pangeran
2 : “Ok siapa takut... hahaha”
Rapansel : “Siapa kalian?”(perang)
Tidak seorangpun yang
mampu mengalahkannya, ia menjadi satu-satunya Ratu tersakti dan tercantik di
Kerajaan Pansel ini.
Suatu hari Putri Amalia
ingin menjenguk keluarganya di Kerajaan Panjer.
Dayang Aira : “Prabu...Prabu... Putri Amalia datang.
Rasain tuh Putri Hatijah sama Biyungnya pasti terkejut melihat Putri Amalia
sembuh lagi.” (terkejut)
Prabu Bacin :
“ Amalia, benarkah itu kau?” (raja kaget
dengan wajah Amalia yang sudah kembali cantik tanpa penyakitnya)
Selir Candis dan Putri Hatijah merasa khawatir
dengan kedatangan Putri Amalia.
Putri Hatijah :
“Aduh bagaimana ini biyung, Amalia sekarang sudah sembuh dan kembali lagi ke
sini?”
Selir Candis :
“Benar sayang, apalagi sekarang dia sakti.
Putri Hatijah :
“Ya sudah biyung kita minta maaf saja daripada nanti Amalia balas dendam sama
kita. Amalia maafkan aku dan biyungku.”
Selir Candis :
“Begini Amalia, sebenarnya biyung dan Hatijah yang membuat kamu dan biyungmu
terserang penyakit.
Prabu Bacin : “Apa? Keterlaluan kalian, aku tak
menyangka. Kalian harus pergi dari dari kerajaan ini!”
Putri Hatijah :
“Maafkan kami Romo.” (Selir Candis dan
Putri Hatijah memohon)
Dayang Aira :
“Rasain rasain rasain, emang enak, sudah Prabu usir saja mereka. Hehehe.”
Putri Amalia :
“Sudahlah Romo jangan seperti itu, biyung Yamah sudah tiada, sekarang tinggal
Romo, biyung Candis dan Hatijah yang aku punya. Maafkanlah mereka.”
Prabu Bacin : “Amalia, kamu memang anakku yang paling
hebat, baiklah aku akan memaafkan mereka.
Selir Candis :
“Terima kasih Romo, terima kasih Amalia.” (berpelukan)
Putri Amalia :
“Tapi Romo, demi kebaikkan semuanya aku harus pergi ke kerajaanku sekarang,
Kerajaan Pansel demi rakyatku di sana, maafkan aku Romo.”
Prabu Bacin : “Anakku, baiklah demi rakyatmu di sana aku
izinkan kau untuk tinggal di Kerajaan Pansel.”
Selir Candis :
“Hati-hati nak.”(Backsound perpisahan)
Akhirnya Putri Amalia
kembali ke Kerajaan Pansel dengan bahagia. Dia menjadi satu-satunya Ratu
tersakti dan mengubah namanya menjadi Rapansel (Ratu Pantai Selatan).
TAMAT
Amanat:
1.
Kita
harus saling menyayangi antar sesama anggota keluarga.
2.
Kita
harus saling memaafkan.
Comments
Post a Comment